Senin, 10 Januari 2011

PENDERITAAN MANUSIA AKIBAT BANJIR BANDANG DI WASIOR



Senin, 4 Oktober pukul 08.00 WIT. Ketenangan warga Wasior terenggut. Banjir bandang merenggut ketentraman setelah sempat terusik ketika peristiwa kekerasan 13 Juni 2001 meletus. Terjangan air bah menjungkirbalikkan dan merendam semua yang dilaluinya. Mobil, motor, truk, dan apa pun yang diterjang seketika berubah posisi dan terendam lumpur. Malapetaka yang sebelumnya tak pernah mereka bayangkan akan melanda bumi pijakannya.
Korban jiwa pun berjatuhan oleh amukan alam, yang ditengarai, akibat ulah manusia ini. Posko Kesehatan Penanganan Korban Bencana Wasior di Papua mencatat, per 6 Oktober 2010, sebanyak 72 orang tewas, 66 orang hilang, 461 orang luka-luka, dan 56 orang luka berat akibat banjir bandang ini. Ribuan penduduk lainnya harus mengungsi karena “surga” mereka turut hancur juga. Ditambah lagi dengan lambatnya mitigasi bencana oleh pemerintah dalam peristiwa ini. Lengkap sudah penderitaan saudara kita di Wasior.
Buruknya mitigasi bencana di Wasior membuktikan lemahnya koordinasi dalam penanganan bencana alam. Dalam teori mitigasi bencana, tindakan tanggap darurat dilakukan secepatnya pasca kejadian. Bukan lagi bicara hitungan hari dalam persoalan ini, harus berpatokan pada jam, bahkan menit andai saja bisa dilakukan. Tak pelak, lambannya penanganan bencana berdampak pada semakin menderitanya korban. Sungguh tragis keadaan ini karena terjadi di wilayah (Indonesia) yang sudah jelas daerah rawan bencana.
Waduh...Korban Tewas Banjir Bandang Wasior, Papua 91 OrangMemang, tak elok bila dalam situasi demikian menyalahkan satu sama lain sebagai penanggungjawab. Namun, mau tak mau, harus ada pihak yang bertanggungjawab dalam hal ini, terutama dalam soal mitigasi bencana. Bagaimana pun juga, korban tetap lah manusia. Hak mereka sebagai manusia seutuhnya harus tetap dipenuhi dalam keadaan apa pun. Siapa pun tak boleh berkelit dalam hal ini, terutama negara cq. Pemerintah sebagai pengelola negara.
 Sedangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) menyebutkan terdapat 904 orang pengungsi dari banjir bandang di Wasior, papua Barat. "Jumlah tersebut belum termasuk pengungsi yang masih bertahan di sekitar Wasior,'' tutur Humas BNPB, Priyadi Kardono kepada Republika, Kamis (7/10) sore.Pengungsi yang terdata, jelas dia, adalah yang berada di Manokwari dan Nabire. Priyadi mengaku masih mengalami kesulitan mendata pengungsi yang masih bertahan di Wasior, seperti di rumah saudara atau di gedung yang masih bisa ditempati.
Sementara korban meninggal sampai terakhir tercatat 91 orang dan korban luka sebanyak 68 orang. Bantuan bagi korban banjir sudah mulai berdatangan. Priyadi memaparkan bantuan yang sudah sampai lokasi bantuan dari BNPB diantaranya tenda dan selimut. 




sumber
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/10/07/138915-waduhkorban-tewas-banjir-bandang-wasior-papua-91-orang

Selasa, 30 November 2010

Penderitaan Bangsa Indonesia Masa Tanam Paksa Penjajah Hindia Belanda




Pada masa VOC berkuasa dan menghujamkan penjajahan di nusantara. Masa-masa sulit bangsa dan rakyat Indonesia adalah pada masa tanam paksa. Hal ini terjadi saat kekuasaan VOC ditangan 3 orang komisaris Jenderal yaitu Elout, Vander Capellen dan seorang Pendeta yang bernama Buyskes.

Keuangan Belanda merosot karena selain kerugian VOC yang harus dibayar juga karena biaya yang amat besar untuk menghdapi perang Diponegoro dan perang Paderi. Di Eropa, Belgia memisahkan diri pada tahun 1830 padahal daerah industri banyak di wilayah Belgia.

Untuk mengatasi kesulitan ekonomi tersebut maka diberangkatkanlah Johannes Van den Bosch sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda dengan tugas meningkatkan penerimaan negara untuk mengatasi masalah keuangan Pemerintah Hindia Belanda.

Bagaimana cara Van den Bosch meningkatkan penerimaan negara? Van den Bosch memberlakukan sistem tanam yang kemudian menjadi tanam paksa.

Peraturan tanam paksa yang dikeluarkan Van den Bosch mewajibkan rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (inatura) khususnya kopi, tebu dan nila. Dengan demikian akan diperoleh barang eksport yang banyak untuk dikirim ke Belanda dan dijual ke Eropa serta Amerika

Ketentuan-ketentuan pokok tanam paksa adalah sebagai berikut :
1. Penduduk diharuskan menyediakan sebagian tanahnya untuk tanaman yang laku dijual (di eksport) ke Eropa.
2. Tanah yang dipergunakan tidak melebihi 1/5 tanah yang dimiliki penduduk desa.
3. Waktu untuk memelihara tanaman tidak melebihi waktu yang diperlukan untuk memelihara tanaman padi.
4. Bagian tanah yang ditanami tersebut bebas pajak.
5. Bila hasil bumi melebihi nilai pajak yang harus dibayar rakyat maka kelebihan hasil bumi tersebut diberikan kepada rakyat.
6. Jika gagal panen yang tidak disebabkan oleh kesalahan petani maka kerugian di tanggung pemerintah
7. Penduduk yang bukan petani wajib bekerja di kebun, pabrik atau pengangkutan untuk kepentingan Belanda.

Apakah peraturan tanam paksa tersebut dijalankan dengan baik oleh para Bupati, Kepala desa dan pegawai Belanda yang lain? Jika tanam paksa diterapkan sesuai peraturan tidaklah terlalu membebani rakyat.

Dalam prakteknya terjadi banyak penyimpangan sehingga rakyat dikorbankan. Mengapa demikian? Karena adanya iming-iming agar para Bupati, Kepala desa serta pegawai Belanda yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan diberi perangsang yang disebut Culture procenten yaitu bagian (prosen) dari tanaman yang disetor sebagai bonus selain pendapatan yang biasa mereka terima.

Contoh penyimpangan adalah tanah yang dipakai bisa lebih dari 1/5 bagian, selisih harga tidak diberikan ke petani, kegagalan panen ditanggung petani. Rakyat masih diwajibkan kerja rodi. Dengan penyimpangan tersebut para aparat pemerintah dan Bupati dapat mengumpulkan Cultur procenten yang banyak untuk memperkaya diri di atas penderitaan rakyat. Terjadi kemiskinan, kelaparan dan kematian. Contoh di Cirebon (1844), Demak (1848), Grobogan Purwodari (1849).

Adakah dampak positif tanam paksa? Bagi bangsa Indonesia mulai dikenal tanaman baru serta cara memeliharanya serta meningkatkan pengairan.


Sebenarnya tanam paksa mendapat kritikan dari orang-orang Belanda sendiri. Dampak kritikan tersebut tanam paksa mulai dihapuskan secara bertahap contohnya pada tahun 1865 tanaman nila, teh dan kayu manis yang kurang menguntungkan.

Tahun 1866 tembakau. Tebu tahun 1884, dan terakhir adalah kopi tahun 1916. Tanam paksa berhasil menutup defisit dan meningkatkan kemakmuran bangsa Belanda. Sehingga tepatlah ungkapan yang berbunyi “Indonesia adalah gabus tempat mengapung“ bagi Belanda

Setelah mempelajari tanam paksa Anda dapat melanjutnya belajar tentang sistem usaha swasta seperti uraian berikut ini.
- Sistem Usaha Swasta
Dengan kemenangan golongan liberal di parlemen Belanda maka mulai ditetapkan sistem ekonomi liberal yang ditandai dengan masuknya modal asing ke Indonesia. Masa ini disebut Politik Pintu Terbuka (open door policy) atau politik ekonomi liberal kolonial dilandasi oleh beberapa undang-undang antara lain.

1. Indische Comptabiliteitswet tahun 1867 (UU perbendaharaan Hindia Belanda) yang menyatakan bahwa anggaran belanja Hindia Belanda harus ditetapkan dengan Undang-Undang, jadi dengan persetujuan Parlemen Belanda.
2. Suikerwet 1870 (UU gula) berisi ketetapan bahwa tanaman tebu sebagai tanaman monopoli pemerintah berangsung-angsur akan dihilangkan sehingga di pulau jawa dapat diusahakan oleh pengusaha swasta.
3. Agrarichwet 1870 (UU agraria) berisi antara lain:

- Tanah di Indonesia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu tanah rakyat dan tanah pemerintah.
- Tanah rakyat dibedakan atas tanah milik yang sifatnya bebas dan tanah desa yang tidak bebas. Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada bangsa asing, hanya boleh disewakan.
- Tanah pemerintah dapat dijual untuk tanah milik (eigendom) atau disewakan selama 75 tahun.

Tujuan undang-undang agraria adalah melindungi petani agar tidak kehilangan tanahnya serta membuka peluang Orang asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia.
Bagaimana keadan Indonesia selama sistem usaha swasta berlangsung?

Mulai tahun 1870 para pengusaha swasta menanam modal di Indonesia dengan membuka perkebunan misalnya tembakau, kopi, teh, kina, karet, serat nenas dan kelapa sawit. Selain perkebunan berkembang pula usaha pertambangan contoh minyak di Sumatra dan Kalimantan, batubara di Sumatra Barat dan Selatan, timah di Pulau Bangka.

Untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan usaha swasta dibangun sarana dan prasarana yaitu Irigasi, jalan raya, jembatan dan kereta api. Angkutan laut juga dikembangkan melalui pembangunan pelabuhan Jakarta (Tanjung Priuk), Medan ( Belawan). Padang (Teluk Bayur). Angkutan laut dilayani oleh perusahaan pengangkutan Belanda bernama Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM).

Bagaimana dampak pelaksanaan sistem usaha swasta? Bagi Belanda sistem ini telah memberi keuntungan yang besar karena meningkatnya tanaman eksport, seperti gula, kopi, teh kopra dan kina. Keuntungan Belanda berkisar 151 juta gulden pada tahun 1877. Bagi bangsa Indonesia mengenal sistem ekonomi uang yaitu masyarakat mengenal uang tunai dari hasil sewa tanah. Dampak negatifnya adalah mundurnya kerajinan rakyat serta sarana tradisional karena digantikan alat dan sarana yang lebih modern. Para pekerja perkebunan banyak yang mengalami penderitaan karena sebagai kuli kontrak terkuno Poenale Sanctic (Sanksi hukuman) yang acapkali diperlakukan semena-mena.

Akhirnya pelaksanaan sistem usaha swasta ini mendapat kritikan dari berbagai pihak diantaranya dari Van De Venter yang akhirnya melahirkan politik etika tahun 1901.

SUMBER :
http://indonesianvoices.blogspot.com/2009/02/penderitaan-bangsa-indonesia-masa-tanam.html

Sabtu, 30 Oktober 2010

Kelebihan dan Kekurangan salah satu fasilitas Gunadarma

Kelebihan dan Kekurangan salah satu fasilitas Gunadarma

BAAK
( BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN )

Kelebihan dan Kekurangan BAAK Online



1. Kelebihan BAAK Online



Berikut ini akan disebutkan kelebihan-kelebihan BAAK Online Universitas Gunadarma :
 Tidak perlu repotü
 Menghemat waktuü
 Hemat biayaü & tenaga
 Cepat dan akuratü

1. Tidak perlu repot
Dengan adanya layanan BAAK Online, para mahasiswa tidak perlu datang berdesak-desakan untuk mengantri mendapatkan informasi. Cukup sekali Klik dari Notebook/PC masing-masing mahasiswa, dan mereka dapat mendapatkan informasi yang mereka cari

2. Menghemat waktu
BAAK Online membantu para mahasiswa mencari informasi seputar administrasi akademik dengan cepat. Jika dibanding dengan BAAK Manual yang mencari informasi lebih lambat, BAAK Online adalah solusi yang terbaik untuk masalah ini.

3. Hemat biaya & Tenaga
Dengan menggunakan layanan BAAK Online, anda tidak perlu menghabiskan biaya dan tenaga yang terlalu banyak. Pikirkan juga jika anda seorang mahasiswa Salemba. Jika ia membutuhkan informasi mengenai pengurusan cuti akademik. Maka prosedurnya harus dilihat dulu di BAAK. Jika dia harus ke BAAK, maka ia akan menghabiskan uang ataupun tenaga.
Jika ia hanya menggunakan layanan BAAK Online, maka ia hanya perlu duduk manis di depan layar Notebook/PC tanpa perlu membuang tenaga dan biaya yang terlalu mahal

4. Cepat dan akurat
Pencarian dengan layanan BAAK Online mempunyai tingkat kecepatan dan efisiensi yang lebih tinggi. Jika anda mencari informasi secara manual dengan otomatis, maka hasil yang lebih cepat didapat adalah hasil secara otomatis. Hal ini disebabkan karena yang bertugas mencari informasi yang anda butuhkan adalah mesin. Sehingga hasil yang didapatkan akan lebih cepat
2. Kekurangan BAAK Online



Kekurangan layanan BAAK Online adalah sebagai berikut :
 Terkadang server suka DownÞ
 Koneksi yang lambat membuat informasi yang diterima juga lambatÞ
 Pemberian informasi yang diberikan terkadang kurang memuaskanÞ

1. Terkadang server suka Down
Masalah seperti ini adalah masalah yang umum dan terkadang juga terjadi bukan hanya di Indonesia. Masalah ini adalah yang wajar dan masih dapat dimaklumi

2. Koneksi yang lambat membuat informasi yang diterima juga lambat
Masalah ini lebih menjurus kearah provider internet yang bersangkutan. Masalah ini juga bisa diakibatkan oleh server. Server yang kelebihan beban dapat membuat transfer informasi menjadi lamban.

3. Pemberian informasi yang diberikan terkadang kurang memuaskan
Terkadang informasi yang diberikan oleh layanan BAAK Online kurang tepat sasaran dan kurang memuaskan. Terkadang informasi yang diberikan kurang jelas sehingga ketika mahasiswa melihat informasi tersebut bukannya menjadi hilang pertanyaan dalam dirinya, malahan makin bertambah pertanyaan dalam dirinya


Rabu, 06 Oktober 2010

KESENIAN DAN KEBUDAYAAN BALI

Kesenian pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsur yang tampak amat digemari oleh warga masyarakatnya, sehingga tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat Bali. Atas dasar fungsinya yang demikian, kesenian merupakan satu fokus kebudayaan Bali. 

Daerah Bali sangat kaya dalam bidang kesenian. Seluruh cabang kesenian tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Bali yang meliputi seni rupa, seni pertunjukan dan seni sastra.

Seni rupa mencakup satu cabang kesenian yang terdiri dari seni pahat, seni lukis dan seni hias. Seni pahat pada masyarakat Bali telah mengalami suatu perkembangan yang panjang, yaitu (1) patung-patung yang bercorak megalitik yang berasal dari jaman pra Hindu dan dipandang sebagai penghubung manusia dengan nenek moyang dan kekuatan alam; (2) arca dewa-dewa, sebagai media manusia dengan dewa-dewa dan jenis ini merupakan pengaruh Hindu Budha; (3) patung bertemakan tokoh-tokoh dari ceritera Ramayana dan Mahabrata; (4) bentuk-bentuk relief yang dipahatkan pada tembok pintu rumah dan tiang rumah; (5) patung-patung naturalis.

 
Begitu pula halnya seni lukis, juga telah mengalami perjalanan yang panjang. Di mulai dari lukisan-lukisan yang bersifat simbolis magis seperti rerajahan lukisan-lukisan religius, seperti lukisan pada parba, langit-langit dan ider-ider sampai kepada lukisan-lukisan naturalis. 

Seni tradisional menurut fungsinya digolongkan atas tiga jenis : (1) tari wali (tarian sakral), yaitu tari keagamaan yang keramat; (2) tari bebali, yaitu tari pengiring upacara, (3) tari balih-balihan yaitu tari-tari yang berfungsi sebagai hiburan. Jenis tari sakral dimaksud adalah (a) tari sanghyang dedari; (b) tari rejang sutri; (c) tari pendet; (d) tari baris gede, tumbak, baris jangkang, baris palung, pusi, sraman, tekok jago; (e) topeng pajangan; (f) wayang lumah, wayang sudhamala; (g) tari abuang; (h) tari bruntuk; (i) tari daka malon; (j) tari ngayap; (k) tari kincang kincung; (l) alat pakaian/gandar yang oleh masyarakat setempat disakralkan. 

Seni sastra merupakan warisan budaya yang luhur dan merupakan referensi serta sumber dari bentuk seni lainnya. Sejak jaman dulu masyarakat Bali telah mengenal tulisan atau aksara Bali. Keseluruhan seni sastra Bali mencakup lima jaman yaitu : kesusastraan Bali Purba, Bali Hindu, Bali Jawa, Bali Bau dan Bali Modern
  
Jadwal Pertunjukkan
Tari Barong
• Batutegal, Batubulan Tiap Hari pukul 9.30 Wita
• Puri Saren, Ubud, Tiap Jumat, pukul 18.30 Wita
Tari Legong
• Puri Saren, Ubud Tiap Senin dan Sabtu pukul 9.30 Wita
• Peliatan Ubud, Tiap Jumat, pukul 19.30 Wita
Sendratari Ramayana
• Puri Saren, Ubud Tiap Selasa, pukul 20.30 Wita
• Puri Dalem,Ubud, Tiap Senin, pukul 19.30 Wita
Tari Kecak
• Art Centre, Denpasar Tiap hari 19.00 Wita