PERENCANAAN EKONOMI BERSIFAT KAPITALIS
Perencanaan
ekonomi dalam perekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan perekonomian Uni
Sovyet (sebelum negara uni ini bubar) dan perekonomian ala Sovyet di Eropa
Timur dan Asia (terutama RRC) di mana pemerintah secara aktif dan langsung
mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan
yang terpusat.
Seperangkat sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh para perencana pusat merupakan dasar penyusunan rencana ekonomi nasional yang lengkap dan komprehensif. Sumberdaya, baik material maupun finansial, dialokasikan tidak atas dasar harga-harga pasar serta keadaan penawaran dan permintaan sebagaimana dalam perekonomian kapitalis, melainkan dikaitkan dengan kebutuhan akan material, tenaga kerja, dan modal dari rencana keseluruhan. Jadi, perbedaan yang esensial antara perencanaan dalam perekonomian kapitalis dan dalam perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian (inducement versus control).
Peranan perencanaan dalam perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung. Sementara itu peranan perencanaan dalam perekonomian sosialis bukan hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi yang diinginkanakan tetapi juga berusaha melaksanakan rencananya dengan mengendalikan secara langsung kegiatan dari hampir seluruh unit-unit produksi dalam perekonomian secara keseluruhan.
Dengan kata lain, perekonomian di negara-negara komunis pun tidak ada yang seratus persen direncanakan secara terpusat. Sebagai contoh, di mantan negara Uni Sovyet, aspek ekonomi pasar telah menjadi sesuatu hal yang semakin meningkat dalam produksi, distribusi, dan penetapan harga sejumlah besar barang-barang konsumsi.
Perencanaan memaikan peranan yang sangat
penting dalam proses ekonomi-bahkan di dalam perekonomian yang didominasi pihak swasta
sekalipun, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang di negara
kapitalis walaupun secara tidak langsung. Dalam perekonomian tersebut,
perencanaan pada umumnya merupakan usaha yang dengan sadar dilakukan
pemerintah mencapai pertum-buhan ekonomi dengan tingkat pengerjaan yang
tinggi dan harga-harga yang stabil melalui berbagai
instrumen kebijaksanaan fiskal dan moneter.
Oleh karena sistem mekanisme pasar
yang benar-benar bebas dapat mengarah kepada situasi yang sangat tidak
stabil yang dicerminkan oleh gejolak yang luar biasa dalam pendapatan dan
pengerjaan selama kurun waktu siklus usaha, maka pemerintah berusaha
secara aktif untuk menciptakan keadaan yang akan mencegah ketidakstabilan
ekonomi tersebut sambil tetap merangsang pertumbuhannya. Alat kebijaksanaan
utama yang digunakan adalah terutama kebijaksanaan di bidang moneter,
perpajakan, dan hubungan perdagangan luar negeri.
Tingkat pengerjaan yang lebih besar
dan pendapatan yang lebih tinggi bagi penduduk yang semakin meningkat
disebabkan oleh adanya kebijaksanaan ekspansi moneter, peningkatan
pengeluaran pemerintah, dan penyesuaian tarif pajak. Inflasi dan deflasi diatasi
melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal, penyesuaian tingkat bunga,
dan garis pedoman mengenai harga upah. Gejolak neraca pembayaran
dinetralisir melalui penyesuaian tarif, pengendalian devisa, kuota impor
serta perangsang pajak.
Seluruh alat kebijaksanaan di atas
meskipun aktif, tetapi bersifat tidak langsung. Bersifat aktif dalam
pengertian bahwa kesemuanya mendorong perekonomian ke arah yang diinginkan. Sedangkan
bersifat tidak langsung dalam pengertian bahwa kebijaksanaan tersebut
hanya dimaksudkan untuk menciptakan keadaan yang menguntungkan, di mana
para pengambil keputusan dari pihak swasta dipengaruhi untuk berperilaku
dengan suatu cara yang memungkinkan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang
stabil secara terus menerus.
Jadi, kalaupun tidak terdapat
rencana ekonomi yang terisi dikebanyakan perekonomian kapitalis dalam arti seperangkat
sasaran tertentu yang ditetapkan, tetapi perencanaan pemerintah dilaksanakan
dengan dasar analisis trend masa lalu dan proyeksi keadaan ekonomi di masa
yang akan datang.
PERENCANAAN EKONOMI BERSIFAT SOSIALIS
Seperangkat sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh para perencana pusat merupakan dasar penyusunan rencana ekonomi nasional yang lengkap dan komprehensif. Sumberdaya, baik material maupun finansial, dialokasikan tidak atas dasar harga-harga pasar serta keadaan penawaran dan permintaan sebagaimana dalam perekonomian kapitalis, melainkan dikaitkan dengan kebutuhan akan material, tenaga kerja, dan modal dari rencana keseluruhan. Jadi, perbedaan yang esensial antara perencanaan dalam perekonomian kapitalis dan dalam perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian (inducement versus control).
Peranan perencanaan dalam perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung. Sementara itu peranan perencanaan dalam perekonomian sosialis bukan hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi yang diinginkanakan tetapi juga berusaha melaksanakan rencananya dengan mengendalikan secara langsung kegiatan dari hampir seluruh unit-unit produksi dalam perekonomian secara keseluruhan.
Dengan kata lain, perekonomian di negara-negara komunis pun tidak ada yang seratus persen direncanakan secara terpusat. Sebagai contoh, di mantan negara Uni Sovyet, aspek ekonomi pasar telah menjadi sesuatu hal yang semakin meningkat dalam produksi, distribusi, dan penetapan harga sejumlah besar barang-barang konsumsi.