
Korban jiwa pun berjatuhan oleh amukan alam, yang ditengarai, akibat ulah manusia ini. Posko Kesehatan Penanganan Korban Bencana Wasior di Papua mencatat, per 6 Oktober 2010, sebanyak 72 orang tewas, 66 orang hilang, 461 orang luka-luka, dan 56 orang luka berat akibat banjir bandang ini. Ribuan penduduk lainnya harus mengungsi karena “surga” mereka turut hancur juga. Ditambah lagi dengan lambatnya mitigasi bencana oleh pemerintah dalam peristiwa ini. Lengkap sudah penderitaan saudara kita di Wasior.
Buruknya mitigasi bencana di Wasior membuktikan lemahnya koordinasi dalam penanganan bencana alam. Dalam teori mitigasi bencana, tindakan tanggap darurat dilakukan secepatnya pasca kejadian. Bukan lagi bicara hitungan hari dalam persoalan ini, harus berpatokan pada jam, bahkan menit andai saja bisa dilakukan. Tak pelak, lambannya penanganan bencana berdampak pada semakin menderitanya korban. Sungguh tragis keadaan ini karena terjadi di wilayah (Indonesia) yang sudah jelas daerah rawan bencana.

Sedangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) menyebutkan terdapat 904 orang pengungsi dari banjir bandang di Wasior, papua Barat. "Jumlah tersebut belum termasuk pengungsi yang masih bertahan di sekitar Wasior,'' tutur Humas BNPB, Priyadi Kardono kepada Republika, Kamis (7/10) sore.Pengungsi yang terdata, jelas dia, adalah yang berada di Manokwari dan Nabire. Priyadi mengaku masih mengalami kesulitan mendata pengungsi yang masih bertahan di Wasior, seperti di rumah saudara atau di gedung yang masih bisa ditempati.
sumber
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/10/07/138915-waduhkorban-tewas-banjir-bandang-wasior-papua-91-orang